Senin, 26 Agustus 2019

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Gigi dan Mulut dengan Kalkulus Terhadap Anak SD


PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KALKULUS TERHADAP ANAK SD


20150928201924.jpg


Disusun Oleh :
HERU SANDRI
NIM: P1337425216047
DIV Keperawatan Gigi



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
Jl. Tirto Agung Pedalangan, Banyumanik, Semarang 50239
Telp. (024)7460274


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menurut  Undang­-Undang  36  Tahun  2009,  Kesehatan  adalah  setiap kegiatan   dan/atau serangkaian   kegiatan   yang   dilakukan   secara   terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan   penyakit,   dan   pemulihan   kesehatan   oleh   pemerintah   dan/atau masyarakat (Depkes RI, 2009).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan jasmani  yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi tubuh secara keseluruhan (Lossu, 2015).
            Kesehatan  gigi  dan  mulut  menjadi  suatu  masalah  kesehatan  masyarakat yang memerlukan penanganan secara menyeluruh dan segera karena dampaknya sangat  luas  dalam  mempengaruhi  kondisi  tubuh.  Berdasarkan  data  oleh  WHO ( World  health  organization) tahun  2013,  menyatakan  di  seluruh  dunia  60-90% dari anak-anak sekolah dan hampir 100% orang dewasa mengalami kalkulus pada gigi.
            Kalkulus  (disebut  juga  karang  gigi  atau  tartar) merupakan  plak  gigi  yang mengalami  pengerasan/kalsifikasi  secara  bertahap,  sedikit  demi  sedikit,  dan lama-lama  akan  menumpuk  banyak.  Setelah  mengeras,  maka  karang  gigi  jauh lebih sulit untuk dibersihkan dari pada plak gigi. Jika plak  gigi bisa dibersihkan dengan sikat gigi, maka untuk membersihkan karang gigi harus datang ke dokter gigi untuk dilakukan scalling. Plak gigi itu sendiri merupakan sisa-sisa makanan yang  bercampur  dengan  air  liur  kemudian  menempel  pada  permukaan  gigi (Iriana, 2015).
            Penyebab   kalkulus   terdiri   dari   beberapa   faktor   diantaranya   diet,   cara menjaga  kebersihan  mulut,  kondisi  air  liur,  posisi  gigi  geligi  didalam  rongga mulut.   Kalkulus   atau   karang   gigi   menyebabkan   permukaan   gigi   menjadi kasar.Karang  gigi dapat terlihat kekuningan atau kehitaman dan kecoklatan. Jika dibiarkan  menumpuk  karang  gigi  dapat  menyebabkan  gingivitis,  bau  mulut  dan gigi   goyang.   Jika   terus   dibiarkan, gingivitisakan   makin   parah   dan   dapat menyebabkan periodontitis. Dan  jika  tidak  ditangani  dengan  baik, periodontitisakan  makin  parah  dan  dapat  merusak  struktur  akar  gigi  dan  tulang  rahang(Aprianti, 2014)           
Salah  satu  faktor  penyebab  timbulnya  masalah  kesehatan  gigi  dan  mulut pada anak-anak adalah faktor perilaku, di mana anak-anak tersebut mengabaikan tentang cara menjaga kesehtan gigi dan mulut. Hal ini terjadi karena factor kurangnya pengetahuan terhadap kebersihan gigi dan mulu (Widayati, 2014).
Salah  satu  domain  dari  perilaku  adalah  tindakan. yang  dimana  tindakan adalah tingkat pengetahuan yang berbaur dengan sikap dan dimiliki oleh kontrol pribadi seseorang. Dalam hal ini tingkat pengetahuan dan sikap seseorang  yang baik  belum  tentu  sejalan  dengan  tindakan  pemeliharaan  kesehatannya.  Hal  ini sejalan dengan penelitian dari Ghahroudi dkk (2016) yang menunjukkan bahwa meningkatnya  pengetahuan  dan  sikap  terhadap  kesehatan  gigi  dan  mulut  tidak seiring  dengan  tindakan  anak  mengenai  kebersihan  gigi  dan  mulut  sehingga dibutuhkan program yang efisien yang dapat mendorong perilaku kesehatan gigi dan  mulut.  Menurut  (Nurhidayat,  2012),  salah  satu  upaya  untuk meningkatkan tindakan pemeliharaan gigi dan mulut pada anak adalah dengan melakukan upaya preventif dengan cara memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan.
            Pendidikan  kesehatan  gigi  pada  anak  yaitu  suatu  usaha  yang  secara emosional  akan  menghilangkan  rasa  takut,  menumbuhkan  rasa  ingin  tahu,  mau mengamati. Maksud dan tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak adalah memperkenalkan anak dengan dunia kesehatan gigi serta segala persoalan mengenai gigi, sehingga mampu memelihara kesehatan gigi, melatih anak sehingga mereka  dapat  membersihkan  gigi sesuai dengan kemampuannya, dan mendapatkan kerjasama yang baik dari anak bila memerlukan perawatan pada giginya (Riyanti, 2009).



B. Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  tersebut,  maka  yang  menjadi  permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan gigi dan mulut dengan kalkulus terhadap anak SD
C. Tujuan Penelitian 
1.Tujuan Umum
Untuk  mengetahui  ada  pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan gigi dan mulut dengan kalkulus terhadap anak SD
2. Tujuan Khusus
a.Menganalisis pengetahuan perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD
b. Menganalisis kalkulus indek pada anak SD
c.Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan gigi dan mulut dengan kalkulus terhadap anak SD
D. Manfaat Penelitian 
1.Bagi peneliti 
Menambah wawasan peneliti untuk mengembangkan diri dalam disiplin ilmu terutama yang menyangkut kesehatan gigi dan mulut.
2.Bagi Jurusan Keperawatan Gigi 
Hasil penelitian ini dapat  dimanfaatkan  untuk  menambah pembendaharaan
perpustakaan.
3.Bagi Sekolah Dasar
a.Mengubah perilaku kesehatan gigi 
b.Meningkatkan kesehatan gigi dan mulut di SDN X
E. Keasian penelitian
NO
Nama
Judul
Hasil
1
Sari (2015)
 Hubungan Pengetahuan kesehatan gigi mulut dengan status kebersihan
rongga mulut pada Lansia di wilayah kerja
Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember
Ada hubungan yang bermakana antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan indeks OHI-S(p <0,05).

2
Tjahja
(2007)

Status gigi dan mulut ditinjau dari faktor individu DKI Jakarta

Ada hubungan yang signifikans antara usia  dengan status kesehatan gigi-mulut dengan indeks OHI-S  (nilai p : 0,000)

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Pengetahuan
1.      Penegertian
2.      Factor yang mempengaruhi pengetahuan
3.      Aplikasi
4.      Analisis
B.     Perawatan gigi dan mulut
1.      Pengertian
a.       Pemeriksaan ke dokter gigi
b.      Mengatur pola makan
c.       Mengunyah mengunakan dua sisi
2.      Factor internal yang mempengaruhi perawatan gigi
a.       Usia
b.      Jenis kelamin
c.       Pengalaman
C.     Kalkulus
1.      Pengertian
2.      Jenis-jenis kalkulus
3.      Patofisiologi kalkulus
4.       Klasifikasi kalkulus
D.     Hubungan pengetahuan perawatan gigi dan mulut dengan kalkulus
E.      Kerangka teori
F.      Hipotesis
            ha        - ada pengaruh status plak dengan kejadian kalkulus
                        - ada pengaruh sikap dengan kejadian kalkulus
                        - ada pengaruh kejadian tindakan kejadian kalkulus
                        - ada pengaruh mengunyah satu sisi dengan kejadian kalkulus
                        - ada pengaruh frekuensi menyikat gigi dan kejadian kalkulus

H0       - tidak ada pengaruh status plak dengan kejadian kalkulus
                        - tidak ada pengaruh sikap dengan kejadian kalkulus
                        - tidak ada pengaruh kejadian tindakan kejadian kalkulus
                        - tidak ada pengaruh mengunyah satu sisi dengan kejadian kalkulus
                        - tidak ada pengaruh frekuensi menyikat gigi dan kejadian kalkulus




Text Box: Factor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Pengalaman 
2. Pendidikan
3. Dukungan keluarga
Kerangka teori


















Text Box: Kalkulus
 















BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Kerangka konsep
         Fariabel independen                               fariabel Dependen


 




B.     Jenis dan rancangan peneltiti
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan metode observasional yang bersifat “CrossSectional“ yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, menggunakan cara  pendekatan  observasi  atau  pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan serta menelaah hubungan antara dua variabel pada situasi atau sekelompok subyek.Pada  penelitian  ini,  peneliti  ingin  menggambarkan  adakah hubungan  pengetahuan  tentang  perawatan  gigi dan  mulut dengan  kalkulus  pada Siswa-siswi kelas 5 dan 6 SD X. Macam  datapenelitian  yang  digunakan  adalah  kuantitatif  yaitu  data  yang berbentuk  angka (Sugiyono, 2007).

C.    Populasi dan sampel
a.       PopulasI
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kuantisas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di Tarik kesimpilan (Sugiyono 2007).
Populasi dalam peneliti  ini adalah semua siswa kelas V SD X semarang.
b.      Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2007). Sampel yang di ambil adalah siswa kelas V SD X, yang memenuhi kreteria sampel sebagai berikut:
a.       Siswa yang mempunyai kalkulus
b.      Siswa yang bersedia menjadi responden dalam penelitian
c.       Besar sanpel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus menurut Notoatmojo (2007) sebagai berikut:
Keterangan:
n: Besar sampel
N: Besar populasi
d: Tingkat kepercayaan / ketetapan yang diinginkan (0,1)
d.      Tehnik pengambilan sampling
Sampling adalah proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2013).Pada penelitian ini tehnik sampling yang  digunakan  adalah random sampling sampai dengan  jumlah sampel sebanyak 20 orang

D.    Identifikasi variable
Dalam penelitian ini variabel independennya adalah Pengetahuan tentang perawatan gigi dan mulut.Variabel dependen adalah variabel respon atau out put (Nursalam, 2013).Dalam penelitian inivariabel depen dennya adalah kalkulus.

E.     Defenisi operasional
Variable
Defenisi oprasional
Alat dan cara ukur
Hasil ukur
skala

Pengetahuan tentang perawatan gigi dan mulut
Suatu  hasil  tahu pasien tentang tentang perawatan    gigi dan mulut setelah melakukan prosesm                                                                            pengindraan
Dengan menjawab pertanyaan yang
ada tentang:
1.    Perawatan gigi secara umum
2.    Pengertian kalkulus
3.    Penyebab kalkulus
4.    Prilaku predisposisi terjadinya kalkulus
5.    Intensitas periksa gigi

Test tentang perawatan gigi dan mulut dengan jumlah 20 pertanyaan favorable dengan jawaban benar nilai 1 dan jawaban salah nilai 0
Nilai hasil ukur tertinggal adalah 20 dan terendah adalah 0.
 Oridinal

Kalkulus indek
Sekumpulan plak yang mengalami klasisfikasi dan melekat erat pada permukaan gigi setelah di lakukan  pemeriksaan secara lansung menggunakan inspeksi dan alat bantu pemeriksaan gigi yaitu sonde dan kaca mulut
Checklist pemeriksaan gigi secara lansung dengan menggunakan sonde dan kaca mulut  pemeriksaan Calculus Indek:0= sehat,tidak ada kalkulus.
1=Kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan servical yang diperiksa.2 = Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaangigi / ada bercak bercak sub gingival disekeliling servical gigi.3 = Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan atau ada kalkulus subgingiva yang kontinyu disekeliling servical gigi. Dengan cara = C1 = Jumlah skor calculus: Jumlah gigi yang diperiksa


Nilai 1 bila kalkulus kreteria baik.
Nilai 2 bila kalkulus kreteria sedang
Nilai 3 bila kalkulus kreteria buruk.
oridnal



F.     Instrument penelitian dan cara pengumpulan data
a.       Instrument penelitian
Pengumpulan  data  pada  penelitianbini  menggunakan  lembar  test danbcheck   list dimana digunakan untuk mengumpulkan data karakteristik responden yang meliputi: umur, pendidikan dan pekerjaan orang tua. Sedangkan data khusus responden meliputi pengetahuan tentang perawatan gigi dan mulut dan kejadian kalkulus  pada  siswa kelas V SD X penelitian ini, jenis instrument test dan  lembar  chek list dibuat oleh peneliti sendiri dimana menggunakan pertanyaan pilihan dengan jawaban pilihan yang sudah tersedia.
Untuk itu perlu dilakukan uji validitas  dan realibilitas terhadap instrument  test. Bila variabel penelitian termasuk yang diungkan oleh alatukur yang reliabilitas dan validitasnya belum teruji, maka kesimpulanpenelitian tidak sepenuhnya dapat  dipercaya  (Saiffudin,2007). Untuk  itu penelitian  ini  menggunakan uji  validitas  dan  reliabilitas,  dimana  uji validitas dan reabilitas ini akan lakukan di SD X.

                                                i.          Uji validitas
Adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur  itu  benar-benar mengukur apa  yang di ukur. Untuk menguji validitas maka dilakukan uji korelasi antar skor (nilai) tiap item pertanyaan  dengan  skor  total test tersebut. Bila  item pertanyaan mempunyai korelasi yang bermakna (construct validity) dengan skortotal instrument maka test dinyatakan valid (Notoatmodjo,2007).
Untuk  menghitung  validitas  maka  dilakukan  dengan  cara  mengkorelasi antara masing-masing pernyataan skor total dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut:
R
Keterangan
N= Jumlah Respoden
X= Scor Pertanyaan
Y= Scor Total
XY= Scor pertanyaan dikali scor total
Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa pernyataan di  katakan  valid bila   rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,445) pada taraf signifikan α < 0,05 sehingga pernyataan valid dan dapat digunakan untuk penelitian.
                                              ii.          Uji reabilitas
Reliabilitas  adalah  indeks  yang  menunjukkan  sejauh  mana  suatu  alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan Item tersebut dikatakan andal (reliabel) jika  jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil. Untuk  mengujinya dengan menggunakan  teknik AlphaCronbach (Sugiyono,2007).
Penghitungan reliabilitas hanya pada pernyataan yang sudah memiliki validitas. Penghitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus reliabilitas Alpha Cronbach (Sugiyono,2007) sebagai berikut :
r ᵢ
Keterangan:
Ri= Reliabilitas instrumen
K= Jumlah item dari instrumen
M= Mean scor total
St2= Varian total
Untuk instrumen test dinyatakan reliabel jika r hitung lebih besar dari r table pada  tarafsignifikan  5%. Dikatakan  reliabel  jika  besarnya korelasi  tersebut  minimal  lebih  dari  atau sama  dengan  0,60 dan  nilainya positif.
b.      Cara pengumpulan data
                                                i.          Data primer
Pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pasien dengan  pengisian  test. Prosedur pengumpulan  data  pada penelitian  ini adalah respon jawaban dari responden setelah diberikan pertanyaan dalamlembar  test mengenai  pengetahuan  tentang perawatan  gigi  dan mulut. Pengumpulan data ini dilakukan selama bulan Maret dan April 2019.
                                              ii.          Data skunder
Pengumpulan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber data pustaka, literatur dan data instansi  terkait.  Dalam  penelitian  ini  data sekunder  adalah data jumlah siswa kelas V SD X.


G.    Pengolahan data dan analisis data
a.       Tehnik pengolahan data
Pengolahan data pada penelitian ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu :
a.  Editing
Menurut Arikunto (2012), editing berfungsi untuk meneliti kembali kebenaran pengisian dan kelengkapan jawaban testdari responden. Hal ini dilakukan ditempat pengumpulan data sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi. Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan kelengkapan dan konsistensi observasi responden.
b.  Coding dan scoring
Menurut Arikunto (2012), teknik ini dilakukan dengan pemberian kode dan  pengklasifikasian pada data yang dilakukan untuk mempermudah dalam  pengolahan data. Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masing-masing  jawaban dengan kode berupa lembaran tabel kerja guna mempermudah   membacanya. Setelah   data   terkumpul   dan   diperiksa kelengkapannya, kemudian dilakukan tabulasi data dan diberi coding dan skoring sebagai berikut:
1.       Tingkat pengetahuan
a.       Pengetahuan baik bila nilai 15-20 dengan koding 1
b.      Pengetahuan cukup baik bila nilai 11-14 dengan koding 2
c.       Pengetahuan kurang baik bila nilai ≤ 11 dengan koding 3
2.      Kalkulus
a.       Kalkulus indeks baik dengan koding 1
b.      Kalkulus indeks sedang dengan koding 2
c.       Kalkulus indeks buruk dengan koding 3.


c. Tabulating
Pemrosesan data dilakukan dengan mengentry data ke paket programkomputer. Proses pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Package For Social Science) 16.0 for windows.
d. Entry
Kegiatan memasukkan data hasil penelitian dalam  pengklasifikasian  kedalam  table sesuai dengan kriteria agar dengan mudah dapat disusun, dijumlah, dipersentase sebelum di-entry data yaitu pengolahan data dengan menggunakan computer.
e. Cleansing
Cleansing (pembersihandata)  merupakan  kegiatan  pengecekan  kembali data  yang  sudah  di-Entry apakah  ada  kesalahan atau  tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi disaat kita meng-Entry ke komputer.
b.      Anilisis data
Tujuan penelitian ini  adalah untuk mengetahui hubungan  pengetahua ntentang  perawatan gigi dan mulut dengan kalkulus pada siswa SD X. Setelah data diolah, dilanjutkan menganalisis  data  yang  dibantu  dengan  komputer  program SPSS  versi  16.0 forwindow. Analisis data yang akan dilaksanakan adalah :
a.       Anilisis Univariat
Yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variable dan hasil penelitian pada  umumnya. Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmojo,2007). Analisis univariat dalam penelitian ini meliputi:
1.    Menggambarkan distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuantentang  perawatan  gigi dan  mulut pada siswa kelas V SD X.
2.    Menggambarkan distribusi frekuensi  responden berdasarkan Indek kalkulus pada siswa kelas V SD X.
b.      Anilisis beverian
Yaitu analisa data yang dilakukan  pada dua variabel yang di dugamempunyai hubungan atau korelasi (Notoatmojo,2007). Analisa bivariatyang dilakukan dalam penelitian ini  adalahuntuk mengetahui hubungan pengetahuan  tentang perawatan gigidan mulut dengan  kalkulus pada siswa kelas V SD X semarang.
Untuk mengetahui hubungan tersebut dalam penelitianini digunakan korelasi uji statistic Chi Square.
Bila ρ value ≤ α 0,05 Ho ditolak, Ha diterima yang berarti ada hubungan pengetahuan tentang perawatan  gigi dan  mulut dengan  kalkulus  pada siswa kelas V SD X semarang.
Bila ρ value ≥ α 0,05 Ho diterima, Ha ditolak berarti tidak hubungan pengetahuan  tentang  perawatan  gigi dan  mulut dengan  kalkulus  pada siswa kelas V SD X semarang.


H. Etika peneltian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan usulan atau proposal penelitian untuk mendapatkan rekomendasi dari Direktur Politehnik Kementerian  Kesehatan Semarang dan  Ketua  Jurusan  Program  Keperawatan Gigi, kemudian  dilakukan  penelitian dengan  menekankan pada aspek etika sebagai berikut:
1.        Informed Consent
Lembar persetujuan diberikan kepada calon responden yang akan ditelitiuntuk memenuhi kriteria inklusi dengan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Jika responden  menolak  maka  peneliti  tidak  memaksa  dan  tetap menghormati hak-hak mereka.

2.      Anomity 
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti  tidak  mencantumkan nama  sampel penelitian tetapi digunakan inisial nama atau kode responden / sampel.
3.      Confidentiality
Kerahasiaan  informasi  dan  responden  dijamin  peneliti  dan  hanya  kelompokdata  yang  akan  dilaporkan  sebagai  hasil  penelitian  bukan  dalam  bentuk  datamasing-masing sampel penelitian

I.       Jadwal penelitian
No

Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
1
Pengajuan judul








2
Menyususn Proposal








3
Seminar Proposal








4
Spengambilan data








5
Tabulasi data








6
Penyusunan hasil penelitian








7
Penyajian hasil penelitian








8
Perbaikan laporan hasil












DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2016).Laporan perkembangan pencapaian kesehatan gigi nasional. http://www.undp.org.id/pubs/imdg2016/Bl/indonesiaMDG-Bl/goall-pdf

Anita, Rahayu (2015), Kesehatan Gigi dan Mulut, Salemba Medika, Jakarta

Aprianti, (2014). Penanganan dan Penyebab Karang Gigi http//kesehatan.com.diakses tanggal 23 September 2017.

Arikunto, S, (2012),Prosedur Keperawatan, EGC. Jakarta

Cahyadi, NS. (1997),Faktor–Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi anak sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 1997. Tesis. Jakarta

Fitriana, R. (2006).Perawatan kesehatan gigi anak. Desember 23, 2017. http//www.kharisma.de/?q=node/297

Ginandjar, A.M (2011),Cara menggosok gigi yang benar. Desember 11, 2017. http://www.pdgi.online.com/V2/indek/php?option=com_content.task=view.id=25hemid=1

Grupte, S. (1991) Panduan Perawtan Anak, Edisi 1 Hal 166. (Pustaka Populer Obor, Penerjemah). Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Houwink, B. (1993). Ilmu kedokteran gigi pencegahan, hlm. 125 (Sutarmi Suryo, Penerjemah). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Iriana, (2015). Perawatan Gigi dan Mulut, Prestasi Pustaka, Jakarta

Notoatmodjo, (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmojo, (2007). Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta

Notoatmojo (2007) Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip–Prinsip Dasar, Jakarta Rineka Cipta

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Pendidikan Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika Jakarta

Sari, (2005), Skripsi Hubungan Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status kebersihan rongga mulut pada Lansiadi wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember, Universitas Gadjah Mada